Beranda /Blog / Detail

Mengenal Upacara Tradisi Adat Laluhan

Seperti pada acara Hari Jadi Ke 213 Kota Kuala Kapuas yang digelar tiap Maret, Laluhan atau "Perang Air" digelar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, tepatnya di depan Dermaga Danau Mare, Kota Kuala Kapuas. Laluhan yang bertujuan untuk membuang kesialan dan penyakit. Pada pelaksanaannya, seolah terjadi perang tombak.

Dimana tombak yang digunakan yakni dibuat dari batang tanaman lokal yakni batang suli atau batang bamban yang ujungnya ditumpulkan. Ada yang berada di kapal dan menunggu di dermaga dengan bekal tombak batang suli masing-masing.

Saat kapal berjarak sekitar 30 meter dari dermaga, terjadi saling lempar batang suli antara yang berada di kapal dan rombongan yang berada di dermaga. Upacara laluhan disaksikan ribuan warga Kota Kuala Kapuas yang sudah lama menunggu di Dermaga Danau Mare.

Acara itu merupakan ritual adat Suku Dayak Ngaju Kuala Kapuas, yang menggambarkan betapa gigihnya mereka dalam mempertahankan wilayah dari gangguan musuh.

Upacara laluhan juga menyimbolkan kegigihan warga Kota Kuala Kapuas memerangi kemiskinan dan keterbelakangan, sehingga menjadi masyarakat yang maju dan sejahtera. Selain Laluhan, juga digelar ritual adat dayak Balian Ngarunya yang merupakan permohonan kepada Ranying Hatala Langit.

Berupa doa yang dipanjatkan oleh tetua adat setempat, bertujuan agar pemimpin daerah dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan arif dan bijaksana sehingga masyarakat dapat hidup makmur sejahtera.

Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat diwawancarai ketika itu mengatakan Laluhan adalah salah satu ciri khas budaya Kabupaten Kapuas dan selalu ditampilkan setiap peringatan Hari Jadi Kota Kuala Kapuas.

Batang yang digunakan untuk tombak pun bersifat lunak, tidak membahayakan yang berasal dari pohon suli.

Begitu pula dengan Ngarunya bagian dari kegiatan Balian, yang mana dalam ritual adat itu untuk mendoakan para tamu undangan atau para pejabat agar dapat melakukan tugasnya dengan baik, diberikan kesehatan dan jabatan yang tinggi.

Ia berharap kedua ritual tersebut dapat terus dilestarikan dan menjadi salah satu menarik perhatian para wisatawan.


Share :