Pakanan Sahur Parapah khas suku Dayak Kalimantan Tengah yang menjadi upacara tahunan. Kegiatan ritual Pakanan Sahur Parapah suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) ini berkaitan dengan sekelompok roh gaib.
Dimana upacara Pakanan Sahur Parapah ini dilaksakan setiap tahunnya bagi suku Dayak Kalimantan Tengah yang beragama Kaharingan. Melansir melalui wikipedia.org, Pakanan Sahur Parapah disebut juga Pakanan Sahur Lewu atau Mampakanan Sahur.
Pakanan Sahur Parapah adalah sebuah ritual syukuran tahunan dalam agama Kaharingan. Upacara yang diselenggarakan oleh suku Dayak Kalimantan Tengah ini merupakan salah satu tahapan prosesi dalam ritual Mamapas Lewu.
Pakanan Sahur Lewu digelar sebagai wujud ucapan syukur pada Tuhan (Ranying Hatalla Langit). Dengan memberikan persembahan berupa makanan dan minuman kepada manifestasi-Nya yang tak terlihat.
Persembahan tersebut akan disucikan terlebih dahulu dengan berbagai prosesi ritual. Kemudian persembahan tersebut diletakan ke dalam Balai Pasah Patahu.
Mampakanan Sahur sendiri berarti memberi makanan kepada kelompok roh gaib. Tak sembarangan, kelompok roh gaib yang dimaksud adalah mempunyai kekuatan dan kemampuan supranatural. Roh gaib ini merupakan manifestasi dari kekuasaan Ranying Hattala Langit (Tuhan Yang Maha Esa). Ranying Hattala Langit disebut juga Tumbang Sahur Bagarantung Luangit Tundun Parapah Baratupang Hawun (Sahur Parapah).
Artinya, kelompok roh ini ada di langit, di bumi dan di bawah bumi atau air. Roh ini dipercaya bersifat baik dan bertugas menjaga serta menjauhkan umat manusia dari hal buruk dan kesialan. Tujuan ritual Pakanan Sahur Parapah ini dilakukan agar melindungi diri dari mara bahaya serta hidup dalam suasana tentram dan damai.