Beranda /Berita / Detail

Aktivis dan Mantan Pejabat ini Siap Perjuangkan Masyarakat Dayak Melalui Politik

KENDATI sudah tak muda lagi, namun semangat dan jiwanya lebih dari anak muda. Cerdas, energik, ramah dan selalu menyuarakan pemberdayaan, perlindungan, kemandirian, dan keadilan perempuan Dayak.

Itulah sekelumit kebenaran di antara banyak kebenaran lainnya guna menggambarkan sosok wanita yang dipercaya memimpin 'Intan Borneo' yang berjulukan komplit Ir. Nyelong Inga Simon.

Nyelong adalah seorang Ibu, pendidik yang juga aktivis wanita kelahiran Palangka Raya tersebut selalu memegang teguh budaya dan akar tradisi Dayak.

Hal tersebut dilakukan sejak Nyelong mengemban tugas pengabdiannya di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDT) dengan posisi terakhir sebagai Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna hingga purnabakti pada tahun 2018.

Komitmenya dalam memperjuangakan wanita Dayak juga dilakukan lewat ragam organisasi yang dibinanya antara lain Indonesian Gastronomy Community (IGC) yang memperjuangkan pangan lokal agar go international, dan WIK alias Wanita Indonesia Keren.

Perempuan yang telah menerima tiga kali penghargaan Satyalancana Karya Satya tersebut makin gencar melakukan dalam memberdayakan, melindungi dan menwujudkan keadilan serta kemandirian wanita dan masyarakat dayak.

Terlebih dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya dari Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) untuk menjadi salah seorang menteri dalam Kepengurusan MADN masa hormat 2022-2026 juga sebagai Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN).

Dengan kepercayaan yang didapatnya, Nyelong menjadikan Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) yang pertama.

Hal menarik yang dilakukan menjelang akhir masa tugasnya di Kemendes PDT, Nyelong memberikan persembahan terbaik untuk kampung halamannya, Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Gerakan Kedaulatan Pangan dan Energi di Palangka Raya.

Bahkan dalam Pameran Produk Unggulan Daerah, Ia menyodorkan salah satu makanan unik Dayak Kalteng, ialah Umbut Rotan yang diolah dalam 150 resep warisan tradisional.

Resep warisan leluhur tersebut diabadikan dalam corak Piagam Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk melestarikan budaya leluhur Dayak

Semangatnya untuk membangun kampung halamannya tersebut konsisten hingga saat ini. Ia memutuskan untuk berbareng membangun kampung laman alias dalam bahasa dayaknya “Hapakat Mamangun Lewu” melalui jalur politik.

Kini Nyelong maju sebagai calon legislatif (caleg) DPRD Provinsi Kalteng nomor urut 2 dari PDIP  wilayah pemilihan (Dapil) kalimantan Tengah V yang meliputi Kabupaten Kapuas & Kabupaten Pulang Pisau.

Dalam perjuangannya di jalur politik ini, Nyelong tak hanya memberikan janji-janji manis semata. Ia sudah membuktikannya sejakmenjalankan amanah di pemerintahandan juga di beragam organisasi.

Ia telah menelorkanbanyak program untuk wanita Dayak, seperti mendatangkan beragam pejabat pemerintah pusat ke Kalteng, khusunya ke Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.

Tujuannya tak lain untuk memandang dan mendengarkan langsung apa yang dihadapi wanita dan masyarakat budaya dayak di Kalimantan Tengah dan Bumi Borneo.

“Mimpi tersebut tak bakal menjadi realita jika tak ada support dari para wanita dayak, yang saat ini jumlahnya sekitar 6 juta," ucapnya

"Jadi perlu ada komunikasi dua arah, saling dukung, saling menguatkan, saling memberi masukan juga koreksi. Jika ini terjadi, kesejahteraan, perlindungan,kemandirian dan keadilanbagi wanita dan masyarakat dayak bakal terwujud,” tegas Nyelong.


Share :